Dinsdag 05 Maart 2013

cerpenku


Tangisan Pilu
Oleh: muzayyanah

Pagi yang cerah,mella berangkat sekolah bersama temannya ani, mella mencium tangan ibu dan ayahnya, lalu mengucapkan salam. Ketika mella sampai di sekolah, ia duduk di depan kelasnya sambil membuka-buka buku, kebetulan jam pertama ada pelajaran yang mau di uji. Bel berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan di mulai, guru biologi pun memasuki kelas sambil membawa soal-soal ulangan. Ketua kelas menyiapkan untuk berdoa, setelah siap berdoa mella langsung membuka tasnya dan mengambil peralatan tulis, guru membagikan kertas ulangan kepada siswa-siswinya satu persatu,dan giliran mella menerima kertas tersebut,ia pun langsung mengisi satu-persatu soal ulangan hingga siap.
          Setelah satu jam berlalu, bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba,mella pun memberikan hasil ulanganya kepada guru, ketika ia dan teman-temannya beranjak keluar dari kelas, bu guru menyuruh kami untuk duduk kembali, kami pun bertanya-tanya antara satu dengan yang lain,”apa yang akan ibu katakan”?ujar mella bertanya kepada bu guru. Bu guru pun menjawab “ibu membawa kabar gembira untuk kalian “.mella dan teman-temanya pun semakin penasaran, bu guru menyuruh kami supaya tenang. Bu guru pun menjelaskan bahwa akan ada olempiade biologi di pekanbaru, dan satu di antara kalian akan di pilih untuk mengikuti olempiade biologi tersebut, kami bertanya-tanya siapa yang akan ibu pilih. Saat itu ibu memandang mella dan menghampirinya sambil berkata, “ibu memilih kamu untuk mewakili sekolah kita” Mella pun sangat senang, ternyata ialah yang terpilih, bu guru memberikan kepercayaan penuh kepadanya, teman-temannya pun mengharapkan ia untuk menjadi yang terbaik. Mereka menyorakinya sambil tepuk tangan ,”Mella...... Mella..... Mella” Mella pun tersenyum lebar.
          Jam telah menunjukan pukul 14:15 bel pun berbunyi,menandakan pelajaran telah berakhir. Mella pun berkemas-kemas untuk pulang. Hatinya sangat senang, ia akan memberitahukan kepada ayah dan ibunya, atas berita baik ini.
          Diperjalanan pulang mella telah menyusun rencana untuk memberikan kejutan kepada ayah dan ibunya, ia telah menyusun kata-kata yang elok nan indah untuk berbicara dengan ayah ibunya. Ketika ia sampai didepan rumahnya, ani tiba-tiba menginjak rem kretanya dengan kencang, kretapun berhenti, dan mella turun, ketika itu mella melihat bendera duka dirumahnya,suara ambulan terus berbunyi, hati yang senang, berubah menjadi kedukaan,kedukaan yang menyelimuti hatinya saat ini.
          Ibunya yang telah terbujur kaku diruang tengah, membuatnya tak bisa berkata apa-apa, ia terduduk sambil terdiam, ayahnya langsung menghampirinya lalu memeluknya dengan erat sambil menangis, tangisan yang belum pernah mella dengar dari mulut ayahnya,tangisan yang tak pernah mella lihat sebelumnya, kini ia rasakan. Mella mengusap wajah ibunya yang begitu pucat, ia mencium kening ibunya sambil meneteskan air mata,air mata yang sangat pilu,air mata yang tak pernah ia harapkan kehadirannya.
          Mella mengiringi proses pemakaman ibunya, ia sungguh tak berdaya, ia tak mempunyai tenaga untuk berjalan, bahkan ia terasa ingin ikut bersama ibunya, ibu yang sangat ia sayangi. Kini semuanya telah menjadi duka baginya,walaupun begitu, ayahnya selalu memberinya semangat, hingga ia bisa melewati semua cobaan ini.
          Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, mella hanya hidup bersama ayahnya. Ayahnya yang selalu memberinya semangat, ayahnya yang selalu memberinya penerangan dalam hidupnya.
          Akhirnya,setelah semua cobaan dapat ia lewati,mella menjadi orang yang sukses dan menjadi wanita karier, dan hidup bahagia bersama ayahnya dan kenang-kenagan bersama almarhumah ibunya yang menjadi sebuah momentum yang sangat indah.
selesai

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking