Tangisan
Pilu
Oleh: muzayyanah
Pagi
yang cerah,mella berangkat sekolah bersama temannya ani, mella mencium tangan
ibu dan ayahnya, lalu mengucapkan salam. Ketika mella sampai di sekolah, ia
duduk di depan kelasnya sambil membuka-buka buku, kebetulan jam pertama ada
pelajaran yang mau di uji. Bel berbunyi menandakan jam pelajaran pertama akan
di mulai, guru biologi pun memasuki kelas sambil membawa soal-soal ulangan.
Ketua kelas menyiapkan untuk berdoa, setelah siap berdoa mella langsung membuka
tasnya dan mengambil peralatan tulis, guru membagikan kertas ulangan kepada
siswa-siswinya satu persatu,dan giliran mella menerima kertas tersebut,ia pun
langsung mengisi satu-persatu soal ulangan hingga siap.
Setelah satu jam berlalu, bel pun
berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba,mella pun memberikan hasil
ulanganya kepada guru, ketika ia dan teman-temannya beranjak keluar dari kelas,
bu guru menyuruh kami untuk duduk kembali, kami pun bertanya-tanya antara satu
dengan yang lain,”apa yang akan ibu katakan”?ujar mella bertanya kepada bu
guru. Bu guru pun menjawab “ibu membawa kabar gembira untuk kalian “.mella dan
teman-temanya pun semakin penasaran, bu guru menyuruh kami supaya tenang. Bu guru
pun menjelaskan bahwa akan ada olempiade biologi di pekanbaru, dan satu di
antara kalian akan di pilih untuk mengikuti olempiade biologi tersebut, kami
bertanya-tanya siapa yang akan ibu pilih. Saat itu ibu memandang mella dan
menghampirinya sambil berkata, “ibu memilih kamu untuk mewakili sekolah kita” Mella
pun sangat senang, ternyata ialah yang terpilih, bu guru memberikan kepercayaan
penuh kepadanya, teman-temannya pun mengharapkan ia untuk menjadi yang terbaik.
Mereka menyorakinya sambil tepuk tangan ,”Mella...... Mella..... Mella” Mella
pun tersenyum lebar.
Jam telah
menunjukan pukul 14:15 bel pun berbunyi,menandakan pelajaran telah berakhir. Mella
pun berkemas-kemas untuk pulang. Hatinya sangat senang, ia akan memberitahukan
kepada ayah dan ibunya, atas berita baik ini.
Diperjalanan
pulang mella telah menyusun rencana untuk memberikan kejutan kepada ayah dan
ibunya, ia telah menyusun kata-kata yang elok nan indah untuk berbicara dengan
ayah ibunya. Ketika ia sampai didepan rumahnya, ani tiba-tiba menginjak rem
kretanya dengan kencang, kretapun berhenti, dan mella turun, ketika itu mella
melihat bendera duka dirumahnya,suara ambulan terus berbunyi, hati yang senang,
berubah menjadi kedukaan,kedukaan yang menyelimuti hatinya saat ini.
Ibunya yang
telah terbujur kaku diruang tengah, membuatnya tak bisa berkata apa-apa, ia
terduduk sambil terdiam, ayahnya langsung menghampirinya lalu memeluknya dengan
erat sambil menangis, tangisan yang belum pernah mella dengar dari mulut
ayahnya,tangisan yang tak pernah mella lihat sebelumnya, kini ia rasakan. Mella
mengusap wajah ibunya yang begitu pucat, ia mencium kening ibunya sambil
meneteskan air mata,air mata yang sangat pilu,air mata yang tak pernah ia
harapkan kehadirannya.
Mella
mengiringi proses pemakaman ibunya, ia sungguh tak berdaya, ia tak mempunyai
tenaga untuk berjalan, bahkan ia terasa ingin ikut bersama ibunya, ibu yang
sangat ia sayangi. Kini semuanya telah menjadi duka baginya,walaupun begitu,
ayahnya selalu memberinya semangat, hingga ia bisa melewati semua cobaan ini.
Hari demi
hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, mella hanya hidup
bersama ayahnya. Ayahnya yang selalu memberinya semangat, ayahnya yang selalu
memberinya penerangan dalam hidupnya.
Akhirnya,setelah
semua cobaan dapat ia lewati,mella menjadi orang yang sukses dan menjadi wanita
karier, dan hidup bahagia bersama ayahnya dan kenang-kenagan bersama almarhumah
ibunya yang menjadi sebuah momentum yang sangat indah.
selesai
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking